Apakah itu malaikat? Kata malaikat sering kita jumpai dalam Alkitab. Malaikat itu sendiri dikatakan sebagai ciptaan rohani yang berarti “Utusan Tuhan” atau “Pesuruh Tuhan”. Malaikat bisa juga dikatakan sebagai asisten Allah.
Dalam Gereja Katolik, kita bisa menemukan kisah-kisah malaikat dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, diantaranya: malaikat yang mewartakan kelahiran Yesus, malaikat pembisik Yusuf, malaikat yang menemui Yesus di Taman Getsemani dan malaikat yang muncul di makam ketika Yesus bangkit. Juga dalam Kitab Kejadian, Kitab Daniel, dan Kitab Tobit.
Hari ini, kita merayakan Pesta Para Malaikat Agung. Siapa saja ketiga Malaikat Agung itu?
Malaikat Agung Mikael
Malaikat Agung Mikael berarti “Siapakah yang seperti Tuhan?”Penglihatan dalam Kitab Daniel menceritakan Malaikat Agung Mikael digambarkan sebagai seseorang yang membantu Israel melawan para musuhnya (bdk. Daniel 12:1). Sedangkan dalam Kitab Wahyu, Malaikat Agung Mikael menjadi pemimpin pasukan malaikat saat mengalahkan kekuatan para iblis yang dipimpin oleh Lucifer (bdk. Wahyu 12:7-9). Selain itu, ia juga disebutkan dalam suatu perselisihan dengan iblis mengenai mayat Musa. Mikhael tidak berani menghardik iblis, namun ia mengatakan ‘kiranya Tuhan menghardik engkau! (bdk. Yudas 1:9).
Oleh karena itu, Malaikat Agung Mikael memiliki peran penting dalam membela kita melawan setan dan kuasa-kuasa jahat.
Paus Leo XIII bahkan menyusun sebuah doa untuk Malaikat Agung Mikael, judulnya “Doa kepada Malaikat Agung St. Mikael”:
“Malaikat Agung St. Mikael, belalah kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami dalam melawan segala kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukannya, dan engkau, o panglima belatentara surgawi, dengan kuasa ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. Amin”.
Sesuai kisahnya, maka tugas Malaikat Agung Mikael adalah pemimpin para malaikat yang setia kepada Allah. Kita dapat memohon bantuan kepada St. Mikael agar kita diberikan keteguhan dalam iman dan berani mewartakan iman kita.
Malaikat Agung Gabriel
Malaikat Agung Gabriel berarti “Kekuatan Allah”. Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan nama malaikat agung yang sangat populer ini. Malaikat Agung Gabriel adalah malaikat yang datang kepada Bunda Maria untuk memberitahukan bahwa Bunda Maria akan melahirkan dan membesarkan Yesus, Sang Mesias (bdk. Lukas 1:26-38).
Dalam kisah itu, kita selalu ingat bahwa Malaikat Agung Gabriel menyampaikan salam kepada Bunda Maria.
Kemunculan Malaikat Agung Gabriel juga dapat kita saksikan ketika Zakharia menerima warta akan lahirnya St. Yohanes Pembaptis dari istri Zakharia, Elisabeth yang sudah dikatakan mandul (bdk. Lukas 1:5-25).
Dari kisah-kisah tersebut, sudah jelas bahwa peran Malaikat Agung Gabriel adalah pewarta kabar, utusan Tuhan untuk membawa kabar sukacita.
Kepada Malaikat Agung Gabriel, kita dapat memohon bantuan agar diberikan untuk menjadi pembawa warta sukacita Allah seperti Malaikat Agung Gabriel.
Malaikat Agung Rafael
Malaikat Agung Rafael berarti “Kesembuhan dari Allah”.
Kisah Malaikat Agung Rafael dapat ditemukan dalam Kitab Tobit, khususnya di dalam Kitab Tobit 3:17, Kitab Tobit 5:1-23, Kitab Tobit 11:1-19, maupun Kitab Tobit 12:1-22, di mana Malaikat Agung Rafael menjadi teman perjalanan bagi Tobia, anak dari Tobit, dalam upaya mencari obat untuk menyembuhkan ayahnya, Tobit (bdk. Tobit 5:1:23).
Selain itu, ia melepaskan Tobias dari pengaruh setan Asmodeus (bdk. Tobit 3:17). Malaikat Agung Rafael juga menjadi penyembuh kebutaan Tobit. Malaikat berperan dalam penyembuhan mata Tobit yang buta (bdk. Tobit 11:1-19).
Selain itu, juga dipercaya sebagai malaikat yang turun ke dalam kolam Bethesda dan membuat air di kolam Bethesda tersebut bergolak hebat sehingga barangsiapa yang mampu turun ke dalam kolam tersebut saat kolam bergolak, maka akan sembuh dari semua penyakit.
Dari kisah-kisah tersebut, Malaikat Agung Rafael dikatakan sebagai malaikat penunjuk jalan dan penyembuh.
Kepada Malaikat Agung Rafael kita dapat mohon bantuannya untuk melindungi kita dalam perjalanan, termasuk perjalanan yang paling dekat sekalipun, misalnya menyeberang jalan, membeli sesuatu di warung, atau ke sekolah. Selain itu, kepada Malaikat Agung Rafael, kita pun dapat memohon pertolongannya ketika kita atau orang yang kita kasihi, atau siapa saja menderita penyakit.
Baca juga : Santo Wenseslaus
Malaikat Agung dan Perannya
Peran besar Malaikat Agung sebagai utusan Tuhan sangat dekat dengan kita. Sebagai utusan Tuhan, malaikat menjaga kita dalam beriman kepada Kristus agar tidak terpisah dari keselamatan yang datangnya hanya dari Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur, karena kita tidak berjuang sendiri tetapi Allah senantiasa menyertai dan melindungi kita melalui para malaikat-Nya.
Dalam Konsili Roma pada tahun 745 di bawah pemerintahan Paus Santo Zakharia ( Pope Saint Zachary), Gereja Katolik secara resmi hanya mengakui nama tiga dari tujuh Malaikat: St. Michael, St. Gabriel, dan St. Raphael.
Alasan Gereja Katolik mengakui hanya tiga Malaikat Agung adalah karena ketiga Malaikat yang disebutkan dalam Kitab Suci. Tiga malaikat tersebut secara resmi diakui sebagai nama malaikat dalam doktrin Gereja Katolik. Empat lainnya diakui sebagai kelompok kerubim atau makhluk surga yaitu St. Uriel, St. Yehudiel, St. Barachiel, St. Sealtiel.
Referensi : Wikipedia – YOUCAT Indonesia
PESTA TIGA MALAIKAT AGUNG
(Bacaan Pertama Misa Kudus, Pesta S. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung, Kamis 29-9-11)
Kemudian timbullah peperangan di surga. Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring di surga berkata, “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara seiman kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai harus menghadapi maut. Karena itu, bersukacitalah, hai surga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu bahwa waktunya sudah singkat.” (Why 12:7-12)
Bacaan Pertama alternatif: Dan 7:9-10,13-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-5; Bacaan Injil: Yoh 1:47-51
Yohanes (penulis Why) melaporkan sebuah peperangan di surga, antara Mikhael yang dibantu oleh para malaikat lainnya di satu pihak dengan Iblis yang dibantu oleh para malaikat pemberontak. Iblis dan para malaikat jahat akhirnya dikalahkan oleh darah Anak Domba (Why 12:7-11).
Hari ini kita merayakan ‘Pesta S. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung’. Gereja selalu menegaskan keberadaan para malaikat. Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengatakan bahwa malaikat adalah makhluk rohani tanpa badan yang mempunyai akal budi dan kehendak. Malaikat adalah pelayan dan pesuruh Allah. Mereka adalah wujud pribadi dan tidak dapat mati. Mereka melampaui segala makhluk yang kelihatan dalam kesempurnaan (KGK 328-330). Pada hari yang khusus ini baiklah kita masing-masing merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut: Peranan apakah yang dimainkan para malaikat dalam rencana Allah bagi umat-Nya? Mengapa mereka penting? Apakah mereka mempunyai arti bagi kita dewasa ini? Bagaimana seharusnya kita memandang para malaikat itu dalam terang Yesus? Kristus adalah pusat dunia malaikat: “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” (Mat 25:31; lihat KGK 331).
Injil Matius mencatat tiga peristiwa di mana Yesus berbicara mengenai para malaikat dan apa yang dilakukan mereka (Mat 4:11; 18:10; 26:53). Saya petik salah satu saja sabda Yesus: “Ingatlah, jangan menganggap rendah salah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga” (Mat 18:10). Kata-kata Yesus ini menjadi latar-belakang dari kepercayaan banyak orang Kristiani bahwa sebagai ‘agen kasih Allah’, para malaikat memperhatikan setiap manusia di muka bumi ini. Semoga anda tidak melupakan ayat-ayat dalam mazmur yang kita selalu baca pada Ibadat Penutup setiap Minggu malam: “Sebab TUHAN (Yahwe) ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu” (Mzm 91:9-12).[1]
Fungsi-fungsi ketiga malaikat agung ini sejalan dengan pelayanan Yesus, yaitu mewartakan kabar baik, menyembuhkan orang sakit dan membebaskan orang-orang yang tertindas. Gabriel (= Allah berkuasa) adalah pesuruh utama Allah untuk membawa kabar baik kepada umat-Nya. Dia membawa kabar kepada Maria bahwa dirinya akan melahirkan sang Juruselamat. Rafael (= Allah menyembuhkan) diasosiasikan dengan pelayanan kesembuhan yang dilakukan Yesus (lihat Kitab Tobit). Mikael (= yang menyerupai Allah) membebaskan umat Allah dari penindasan dengan melakukan pertempuran melawan Iblis (Why 12:7). Iblis dan malaikat-malaikat jahat di surga memberontak terhadap Allah (Why 12:3-9) karena kedengkian si Iblis terhadap manusia (lihat KebSal 2:23-24) yang seturut kehendak-Nya menjadi “anak sulung di antara semua ciptaan-Nya” (Yak 1:18). Jadi, kalau kita mau melindungi diri kita sendiri, kita perlu mengingat bahwa ‘perang roh’ (spiritual warfare atau spiritual battle) yang kita hadapi itu adalah sungguh riil. Yesus memang telah mengalahkan Iblis dan para malaikat pemberontak, tetapi mereka masih bebas untuk menggoda dan mencobai kita sampai Yesus datang dalam kemuliaan-Nya kelak.
Pada saat kita melibatkan diri dalam ‘perang roh’ dari hari ke hari, ingatlah akan peperangan yang dilakukan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Dengan memahami keseriusan peperangan atau pertempuran rohani dan bagaimana hal itu dapat membawa dampak pada kehidupan kita, maka kita dapat mempersenjatai diri kita dengan keyakinan, bahwa melalui Yesus kita ‘dimasukkan’ ke dalam komunitas Tritunggal. Dalam Kristus, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan kita; kita bahkan dapat mengatasi setiap serangan. Para malaikat Allah selalu ada untuk membantu kita. Kitab Suci mengatakan: “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang akan mewarisi keselamatan?” (Ibr 1:14).
Selagi kita merayakan Pesta ketiga malaikat agung hari ini, marilah kita menghadap Yesus dengan segala kerendahan hati. Marilah kita bersyukur dan berterima kasih kepada Yesus karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita dan segala berkat yang dilimpah-limpahkan-Nya kepada kita. Kita mohon kepada Yesus agar Dia mengutus para malaikat-Nya untuk menolong kita dalam ‘perang roh’ hari demi hari.
DOA: Bapa surgawi, aku bersyukur kepada-Mu untuk kemuliaan dan keagungan para malaikat-Mu, meskipun hanya ada tiga malaikat agung saja yang kuketahui namanya dari Kitab Suci. Perkenankanlah mereka menolong aku dalam ziarahku di dunia ini, yaitu dalam perjalanan pulangku kepada-Mu. Semoga selalu ada malaikat-Mu yang mendampingiku dalam ‘perang roh’ yang harus aku jalani setiap hari. Dengan penuh rasa syukur dan hati yang terbuka-lebar aku menyambut kedatangan para malaikat-Mu ke dalam tugas pelayananku, keluargaku serta Gereja, dan kehadiran mereka dalam masyarakat luas guna menolong siapa saja yang berkehendak baik. Amin.
Catatan: Untuk mendalami bacaan hari ini {Why 7:7-12), bacalah juga tulisan yang berjudul “PESTA TIGA MALAIKAT AGUNG [3]” (bacaan untuk tanggal 29-9-11) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 11-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2011. Bacalah juga tulisan dengan judul “PESTA TIGA MALAIKAT AGUNG [2]” (bacaan untuk tanggal 29-9-10) dalam situs/blog yang sama; kategori 10-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2010.
(Tulisan ini merupakan revisi dari tulisan untuk bacaan tanggal 29 September 2009)
Cilandak, 5 September 2011
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
[1] Teks diambil dari ALKITAB (TB) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia yang mempunyai nuansa/ perbedaan-halus dengan teks yang digunakan dalam buku Ibadat Harian.
Gereja Katolik mengakui dan mengimani keberadaan makhluk rohani tanpa badan yang disebut Malaikat. Keberadaan malaikat merupakan kebenaran iman, kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi. “Bahwa ada makhluk rohani tanpa badan, yang oleh Kitab Suci biasanya dinamakan ‘malaikat’ adalah satu kebenaran iman. Kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi tentang itu bersifat sama jelas.”
Santo Agustinus mengatakan “ Malaikat menunjukan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menunjukan jabatannya, makai a adalah malaikat.”
Penglihatan dalam Kitab Daniel menceritakan Malaikat Agung Mikael digambarkan sebagai seseorang yang membantu Israel melawan para musuhnya. Sedangkan dalam Kitab Wahyu, Malaikat Agung Mikael menjadi pemimpin pasukan malaikat saat mengalahkan kekuatan para iblis yang dipimpin oleh Lucifer. Selain itu, Ia juga disebutkan dalam suatu perselisihan dengan iblis mengenai mayat Musa. Mikael tidak bernai menghardik iblis, namun ia mengatakan “kiranya Tuhan menghardik engkau!” Oleh karena itu, Malaikat Agung Mikael memiliki peran penting dalam membela kita melawan setan dan kuasa-kuasa jahat.
Malaikat Agung Gabriel adalah malaikat yang datang kepada Bunda Maria untuk memberitahukan bahwa Bunda Maria akan melahirkan dan membesarkan Yesus, Sang Mesias. Dalam kisah itu, kita selalu ingat bahwa Malaikat Agung Gabriel menyampaikan salam kepada Bunda Maria. Kemunculan Malaikat Agung Gabriel juga dapat kita saksikan ketika Zakharia menerima warta akan lahirnya St. Yohanes Pembaptis dari istri Zakharia, Elisabeth yang sudah dikatakan mandul. Dari kisah-kisah tersebut, sudah jelas bahwa peran Malaikat Agung Gabriel adalah pewarta kabar, utusan Tuhan untuk membawa kabar sukacita.
Malaikat Agung Rafael menjadi teman perjalanan bagi Tobia, anak dari Tobit, dalam upaya mencari obat untuk menyembuhkan ayahnya, Tobit. Selain itu, ia melepaskan Tobias dari pengaruh setan Asmodeus. Malaikat Agung Rafael juga menjadi penyembuh kebutaan Tobit. Malaikat berperan dalam penyembuhan mata Tobit yang buta. Malaikat Agung Rafael dikatakan sebagai malaikat penunjuk jalan dan penyembuh.
Rm. Agunstinus Guntoro SCJ dari Komunitas SCJ Martino Capelli – Hong Kong
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
PESTA PARA MALAIKAT AGUNG YANG KITA RAYAKAN HARI INI
(Bacaan Pertama Misa Kudus, Pesta S. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung – Rabu, 29 September 2021)
Kemudian timbullah peperangan di surga. Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring di surga berkata, “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara seiman kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai harus menghadapi maut. Karena itu, bersukacitalah, hai surga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu bahwa waktunya sudah singkat.” (Why 12:7-12)
Bacaan Pertama alternatif: Dan 7:9-10,13-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-5; Bacaan Injil: Yoh 1:47-51
Apakah anda percaya akan keberadaan para malaikat? Gereja senantiasa menegaskan keberadaan mereka. Pada hari ini kita merayakan tiga malaikat agung, yaitu Mikael, Gabriel, dan Rafael. Katekismus Gereja Katolik mengajar kita bahwa para malaikat adalah makhluk-makhluk spiritual yang diciptakan dengan intelek dan kehendak, dan setiap malaikat adalah makhluk surgawi yang unik dan abadi (KGK, 327-336).
Fungsi-fungsi dari ketiga malaikat agung itu cocok dengan tiga tujuan utama pelayanan Yesus: mewartakan Kabar Baik, menyembuhkan sakit-penyakit, dan membebaskan orang-orang yang tertindas. Gabriel, yang namanya berarti “Allah adalah perkasa”, adalah pesuruh Allah yang utama, yang membawa Kabar Baik kepada umat-Nya. Dialah yang memberi kabar kepada Maria bahwa perawan dari Nazaret itu akan melahirkan sang Juruselamat (bacalah Luk 1:26-38). Rafael, yang namanya berarti “Allah menyembuhkan”, dikaitkan dengan dengan pelayanan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit (bacalah Tob 11:1-19) dan malaikat yang melindungi kita ketika melakukan perjalanan (lihat Tob 5:1 dsj.). Mikael, yang namanya berarti “dia yang seperti Allah”, membebaskan orang-orang dari penindasan lewat pertempurannya dengan Iblis (Why 12:7).
Sebagai tambahan informasi, dapat kita catat di sini, bahwa menurut tradisi Yahudi ada tujuh Malaikat Agung, yaitu Uriel, Rafael, Raguel, Mikael, Sariel, Gabriel dan Remiel (kalau ada waktu, silahkan membaca tentang hal itu di Encyclopaedia Britannica). Kalau kita membaca Kitab Tobit, maka ada tercatat Rafael memperkenalkan dirinya kepada Tobit dengan berkata: Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat di hadapan Tuhan yang mulia” (Tob 12:15; lihat juga Why 8:2).
Kedudukan manusia untuk sesaat lebih rendah daripada para malaikat (Ibr 2:7), namun kita “ditakdirkan” untuk diilahikan dalam Kristus dan diangkat di atas para malaikat itu (lihat Mzm 8:4-6). Dalam Kitab Wahyu kita dapat membaca bahwa Lucifer dan sepertiga dari keseluruhan jumlah malaikat di surga memberontak terhadap Allah (Why 12:3-9) karena kedengkian (lihat Keb 2:23-24) karena rencana Allah adalah agar kita menjadi “anak sulung di antara semua ciptaan-Nya” (Yak 1:18). Dengan demikian, apabila kita ingin melindungi diri kita sendiri, kita perlu mengingat, bahwa pertempuran rohani yang kita hadapi sehari-hari adalah sunguh-sungguh riil. Memang Yesus telah mengalahkan Iblis dan para malaikat jahat pengikutnya, namun mereka masih tetap bebas untuk menggoda dan menguji kita sampai saat kedatangan kembali Yesus dalam kemuliaan.
Ditengah-tengah pertempuran rohani (spiritual) sehari-hari itu, marilah kita menyadari adanya pertempuran antara yang baik dan yang jahat. Dengan menyadari keseriusan pertempuran ini dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kita, kita dapat mempersenjatai diri dengan jaminan, bahwa melalui Yesus, kita digabungkan ke dalam Tritunggal Mahakudus. Dalam Kristus, tidak ada apa/siapa pun yang dapat mengalahkan kita. Kita dapat memenangkan setiap serangan dari kuasa kegelapan. Para malaikat Allah selalu ada untuk melayani kebutuhan-kebutuhan kita (Ibr 1:14). Selagi kita merayakan pesta para malaikat agung pada hari ini, marilah kita melingkupi diri kita dengan kasih Yesus, mohon agar para malaikat-Nya menolong kita, dan berterima kasih penuh syukur kepada Allah untuk rahmat-Nya bagai kita yang begitu menakjubkan.
DOA: Bapa surgawi, aku memuji Engkau untuk kemuliaan dan keindahan para malaikat-Mu. Perkenankanlah mereka untuk membantu diriku dalam peziarahanku di dunia dan perjalananku kembali kepada-Mu. Aku menyambut mereka ke dalam kerja pelayananku, keluargaku, Gereja, dan dalam dunia. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama (alternatif) untuk hari ini (Dan 7:9-10,13-14), bacalah tulisan yang berjudul “TIGA MALAIKAT AGUNG ALLAH” (bacaan tanggal 29-9-21) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 21-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2021.
(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2012)
Cilandak, 28 September 2021 [Peringatan Fakultatif S. Wenseslaus, Martir, S. Laurensius Ruiz, dkk. Martir di Jepang]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Katolikana.com–Di dunia barat, pesta Santo Mikael dan malaikat agung (archangels) juga dikenal dengan istilah Michaelmas, untuk menghormati Santo Mikael yang dikenal karena berhasil mengalahkan Setan dan melemparkannya ke neraka.
Pesta ini secara tradisional menjadi penting karena menandai berakhirnya musim panas. Ini adalah kesempatn menikmati hasil panen sekaligus meminta kekuatan Tuhan untuk bisa meniru Santo Mikael.
Meski Michaelmas kini kurang dikenal, namun ada kecenderungan muncul kembali karena makin banyak umat Katolik yang menjalani hidup lebih liturgis.
Dilansir dari Aleteia, berikut adalah lima cara untuk merayakan Michaelmas di dunia barat.
1. Doakan Doa Santo Mikael
Doa ini dikenal karena kekuatan spiritualnya! Persenjatai diri Anda dengan rahmat dan keberanian Santo Mikael dengan doa Santo Mikael.
Santo Mikael sang Malaikat Agung, belalah kami dalam pertempuran; jadilah pelindung kami dari kejahatan dan jerat iblis. Semoga Tuhan menegurnya, kami dengan rendah hati berdoa: dan engkau, wahai Pangeran bala tentara surgawi, dengan kuasa Tuhan, singkirkanlah ke dalam neraka Setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di dunia mencari kehancuran jiwa. Amin.
2. Kalahkan Setan (Piñata)
Di dunia barat, ada gambar atau boneka setan yang disebut pinata yang bisa dibeli di beberapa tempat.
3. Makan blackberry dan wortel
Ini adalah menu tradisional perayaan Michaelmas. Menurut adat di Skotlandia, pada hari Michaelmas, perempuan harus memanen wortel dengan menggali tiga lubang dengan cangkul kecil bermata tiga. Lubang melambangkan Santo Mikael, cangkul bermata tiga melambangkan trisula.
Makan kue bertema setan menjadi pelengkap yang lucu dan lezat!
5. Berkumpul dekat api unggun
Nyalakan api, bergabunglah bersama-sama dalam menyanyikan beberapa lagu, dan rasakan cahaya Kristus menghangatkan hatimu seperti api unggun menghangatkan tubuhmu.
Memilih menjadi diri sendiri lebih baik dibanding menjadi orang lain demi sebuah pujian. Pencinta fotografi, asal Surabaya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.